Begini modal yang saya maksud bukan
dalam bentuk uang cash melainkan dalam bentuk stock barang. Jadi saya memegang,
melihat kondisi dan memiliki stok barang tersebut. Tidak jauh beda dengan saya
membeli barang tersebut. Caranya adalah dengan melakukan penawaran kerjasama
dengan toko grosir atau produsen tangan pertama. Penawaran apa? Panawaran
untuk menempatkan atau kata lainya menitipkan pekerja/karyawan Anda
di toko mereka yang sudah Anda training sebelumnya. Karyawan tersebut yang
menggaji adalah Anda. Kemungkinannya pihak toko grosir pasti mau. Karena secara
tidak langsung adalah sebuah keuntungan buat mereka. Karena mereka mendapat
tambahan tenaga secara GRATIS. Kemudian mereka terbantu untuk mengawasi produk
dan mengelola data produk selain itu produk mereka terbantu dipromosikan.
Jadi yang saya lakukan adalah saya
membayar pekerja untuk kemudian saya tempatkan di toko grosir dengan
jobdesk-jobdesk yang saya berikan.
Saya menggaji karyawan saya
perbulannya 1.1 juta. Tugasnya satu untuk mengupdate data ready stock sekaligus
sebagai marketing online dan juga CSO.
Itu lebih efektif menurut saya
dibanding harus membeli stock puluhan juta rupiah yang belum tentu keluar semua
yang artinya barang mengendap. Saya lebih baik mengelurkan modal 1.1 juta
rupiah tiap bulannya untuk membayar karyawan tapi memegang dan “memiliki”
barang yang bisa dipasarkan dengan jumlah banyak dan model yang banyak pula.
Lagi pula uang 1.1 juta ini (karyawan) tidak diam dia melakukan promosi dan
marketing, karyawan ini juga langsung berfungsi sebagai CSO (customer service
officer)
Apakah karyawan tersebut akan
kebayar? Nah itu pertanyaan yang mukin terngiang dalam benak Anda bukan? Saya
sudah membuktikan sendiri hingga mempunyai 8 karyawan. Sekarang begini
hitungannya. Anda perbulan mengeluarkan uang 1.1 juta untuk membayar gaji
karyawan tapi Anda punya puluhan juta dalam bentuk produk yang dapat Anda
pasarkan bukan? Anda tidak perlu membeli produk tersebut untuk menjadi stok
barang Anda.
Sekarang kita lihat hitungannya
begini:
Pengalaman saya sehari dari 1 BBM
saja saya bisa mendapatkan omset 1 juta per hari. Missal saja saya mengambil
keuntungan 20% dari omset, itu artinya saya dapat profit 200.000/hari
(20% x omset 1 juta/hari). Nah jika dikali 1 bulan maka 200.000 x 30 hari = 6
juta rupiah. Nah apa yang saya lakukan tinggal di duplikasi sama pegawai saya.
Jika pegawai saya melakukan hal yang sama apa yang saya lakukan tentu hasilnya
pun tidak akan jauh berbeda bukan? Kataknalah sama 6 juta/ bulan dikurangi gaji
untuk karyawan Anda 1.1 juta = Saya masih dapat keuntungan 4.9 juta. Misal terburuknya
sehari pegawai saya hanya bisa menjual 3 item produk dengan keuntungan tiap
produk 20.000 maka itu artinya margin keuntungan setelah dikurangi dari harga
dasar produk perharinya : 3 item x 20.000 = 60.000. kemudian margin keuntungan
ini jika dikali 1 bulan maka 60.000 x 30 hari = 1. 8 juta. Gaji pegawai Anda
1.1 juta, nah tinggal dikurangi saja 1.8 juta – 1.1 juta = 700.000/ bulan
keuntungan buat saya itu jika per harinya Cuma ke jual 3 item.
Nah waktu itu saya menempatkan 2
karyawan di 2 toko dengan nilai aset stok barang toko masing-masing 45 jta maka
jika dikali hitungan 2 toko sama dengan saya punya aset barang senilai 45 juta
x 2 toko = 90 juta. Saya tidak mengelurkan modal apa-apa. Karena HP BB karyawan
sendiri yang punya. Karena waktu itu saya mensyarakatkan karyawan saya punya HP
BB atau Android. Kemudian computer/laptop pihak toko yang menyediakan. Saya
hanya membayar gaji karyawan saja tiap bulannya. Paling tambahannya biaya
koneksi internet atau modem. Paling Cuma menghabiskan pulsa 50.000/bulan karena
saya menggunakan kartu Tri AON yang satu tahun gratis 10 situs popular
Facebook, Twitter, Google, Toko Bagus, Klik Bca dll.
Waktu itu pihak toko sangat antusias
dan senang sekali dengan penawaran saya karena dia tahu omset penjualan saya sangat
bagus, bahkan bisa dibilang penjualan saya lewat online sedikit lebih
besar dari meraka yang punya toko.
Jadi pada intinya win-win solution. Saya yang ga
punya modal stok produk tapi bisa memasarkan nah pihak toko punya stok produk
tapi cara memasarkan online kurang bisa. Klop deh..Sumber : kang rachman / sekolah online shop for beginner class
Tidak ada komentar:
Posting Komentar