Selasa, 24 Februari 2015

BAGAIMANA CARA SAYA MEMILIKI MODAL STOCK PRODUK HINGGA SENILAI 90 JUTA?



Begini modal yang saya maksud bukan dalam bentuk uang cash melainkan dalam bentuk stock barang. Jadi saya memegang, melihat kondisi dan memiliki stok barang tersebut. Tidak jauh beda dengan saya membeli barang tersebut. Caranya adalah dengan melakukan penawaran kerjasama dengan toko grosir atau produsen tangan pertama. Penawaran apa? Panawaran  untuk menempatkan atau kata lainya menitipkan pekerja/karyawan Anda  di toko mereka yang sudah Anda training sebelumnya. Karyawan tersebut yang menggaji adalah Anda. Kemungkinannya pihak toko grosir pasti mau. Karena secara tidak langsung adalah sebuah keuntungan buat mereka. Karena mereka mendapat tambahan tenaga secara GRATIS. Kemudian mereka terbantu untuk mengawasi produk dan mengelola data produk selain itu produk mereka terbantu dipromosikan.
Jadi yang saya lakukan adalah saya membayar pekerja untuk kemudian saya tempatkan di toko grosir dengan jobdesk-jobdesk yang saya berikan.
Saya menggaji karyawan saya perbulannya 1.1 juta. Tugasnya satu untuk mengupdate data ready stock sekaligus sebagai marketing online dan juga CSO.
Itu lebih efektif menurut saya dibanding harus membeli stock puluhan juta rupiah yang belum tentu keluar semua yang artinya barang mengendap. Saya lebih baik mengelurkan modal 1.1 juta rupiah tiap bulannya untuk membayar karyawan tapi memegang dan “memiliki” barang yang bisa dipasarkan dengan jumlah banyak dan model yang banyak pula. Lagi pula uang 1.1 juta ini (karyawan) tidak diam dia melakukan promosi dan marketing, karyawan ini juga langsung berfungsi sebagai CSO (customer service officer)
Apakah karyawan tersebut akan kebayar? Nah itu pertanyaan yang mukin terngiang dalam benak Anda bukan? Saya sudah membuktikan sendiri hingga mempunyai 8 karyawan. Sekarang begini hitungannya. Anda perbulan mengeluarkan uang 1.1 juta untuk membayar gaji karyawan tapi Anda punya puluhan juta dalam bentuk produk yang dapat Anda pasarkan bukan? Anda tidak perlu membeli produk tersebut untuk menjadi stok barang Anda.
Sekarang kita lihat hitungannya begini:
Pengalaman saya sehari dari 1 BBM saja saya bisa mendapatkan omset 1 juta per hari. Missal saja saya mengambil keuntungan 20% dari omset, itu  artinya saya dapat profit 200.000/hari (20% x omset 1 juta/hari). Nah jika dikali 1 bulan maka 200.000 x 30 hari = 6 juta rupiah. Nah apa yang saya lakukan tinggal di duplikasi sama pegawai saya. Jika pegawai saya melakukan hal yang sama apa yang saya lakukan tentu hasilnya pun tidak akan jauh berbeda bukan? Kataknalah sama 6 juta/ bulan dikurangi gaji untuk karyawan Anda 1.1 juta = Saya masih dapat keuntungan 4.9 juta. Misal terburuknya  sehari pegawai saya hanya bisa menjual 3 item produk dengan keuntungan tiap produk 20.000 maka itu artinya margin keuntungan setelah dikurangi dari harga dasar produk perharinya : 3 item x 20.000 = 60.000. kemudian margin keuntungan ini jika dikali 1 bulan maka 60.000 x 30 hari = 1. 8 juta. Gaji pegawai Anda 1.1 juta, nah tinggal dikurangi saja 1.8 juta – 1.1 juta = 700.000/ bulan keuntungan buat saya itu jika per harinya Cuma ke jual 3 item.
Nah waktu itu saya menempatkan 2 karyawan di 2 toko dengan nilai aset stok barang toko masing-masing 45 jta maka jika dikali hitungan 2 toko sama dengan saya punya aset barang senilai 45 juta x 2 toko = 90 juta. Saya tidak mengelurkan modal apa-apa. Karena HP BB karyawan sendiri yang punya. Karena waktu itu saya mensyarakatkan karyawan saya punya HP BB atau Android. Kemudian computer/laptop pihak toko yang menyediakan. Saya hanya membayar gaji karyawan saja tiap bulannya. Paling tambahannya biaya koneksi internet atau modem. Paling Cuma menghabiskan pulsa 50.000/bulan karena saya menggunakan kartu Tri AON yang satu tahun gratis 10 situs popular Facebook, Twitter, Google, Toko Bagus, Klik Bca dll.
Waktu itu pihak toko sangat antusias dan senang sekali dengan penawaran saya karena dia tahu omset penjualan saya sangat bagus, bahkan bisa dibilang penjualan saya lewat online sedikit  lebih besar dari meraka yang punya toko.
Jadi pada intinya win-win solution. Saya yang ga punya modal stok produk tapi bisa memasarkan nah pihak toko punya stok produk tapi cara memasarkan online kurang bisa. Klop deh..












Sumber : kang rachman / sekolah online shop for beginner class




Tidak ada komentar:

Posting Komentar